Yogyakarta, 15 Maret 2023. Telah terjadi Awan Panas Guguran (APG) pada Sabtu, 11 Maret 2023 pada pukul 12.12 WIB, mengarah ke Kali Bebeng/Krasak (barat laut-utara) dan berlanjut dengan intensitas bervariasi setelahnya dengan jarak luncur terjauh 4 KM ke arah barat daya.
Berdasarkan informasi dari Posko PMI Provinsi Jateng, per 11 Maret 2023 pukul 20.00 WIB hujan abu dilaporkan melanda sejumlah daerah di Kabupaten Magelang, Boyolali, Temanggung, Wonosobo dan Banjarnegara. Hingga tanggal 15 Maret 2023 pukul 12.00 WIB, tercatat 66 kejadian awan panas di Gunung Merapi.
Saat ini aktivitas vulkanik masih fluktuatif, guguran masih terjadi dan beberapa kejadian terdengar dari pos pengamatan Gunung Merapi Babadan.
Sehubungan dengan terjadinya Erupsi Gunung Merapi yang disertai luncuran awan panas dan masih terjadinya luncuran awan panas susulan sebagai upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi tersebut, maka, Balai TNGM menutup sementara beberapa lokasi objek wisata alam yang masih aktif antara lain, Jurang Jero, Tlogo Muncar, dan Kalikuning-Plunyo terhitung mulai 12 Maret 2023.
Dalam hal ini, BPBD Kabupaten Sleman melakukan beberapa upaya sesuai rekomendasi BPPTKG Yogyakarta terkait daerah bahaya 5 KM di wilayah lereng Gunung Merapi. Hingga saat ini Posko Utama BPBD Sleman secara intens terus melakukan pemantauan perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
Perangkat daerah setempat bekerja sama dengan petugas, para relawan, dan warga masyarakat sudah menyiapkan tempat pengungsian apabila terjadi kenaikan aktivitas Gunung Merapi. Untuk koordinasi diadakan piket posko di kantor kalurahan yang didukung personal pamong dan staf, Unitlak, dan Satlinmas. Warga juga diharapkan mengaktifkan ronda-ronda untuk memantau perkembangan situasi. Selain itu juga selalu siaga menyiapkan kendaraaan untuk evakuasi dan menyiapkan tas siaga bencana di tempat yang mudah dijangkau.
Menyikapi kenaikan aktivitas Gunung Merapi, TRC BPBD DIY pada 14 Maret 2023 pukul 22.00 WIB melakukan giat sambang pantau ke pos-pos Merapi Sektor Barat (Wonokerto, Girikerto, Purwobinangun) untuk koordinasi dan komunikasi dengan update kesiapsiapsiagaan wilayah tersebut, serta menyerahkan paket permakanan kepada warga. Dari giat sambang pantau diketahui bahwa Unitlak sektor barat (Wonokerto dan Girikerto) sudah diaktifkan, kecuali kalurahan Purwobinangun dalam proses pengaktifan, untuk kesiapan warga masyarakat di KRB III (Tunggularum, Ngandong, dan Turgo) sudah terbentuk.
Terkait dengan aktivitas saat ini, BPPTKG merekomendasikan kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi bahwa :
● Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 KM. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
● Hujan dapat memicu terjadinya lahar pada endapan sisa erupsi dan ketidakstabilan kubah lava. Masyarakat agar tidak beraktivitas di alur sungai dalam wilayah KRB ketika terjadi hujan di puncak Merapi.
● Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
● Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar G. Merapi.
● Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Sumber Data : BPPTKG, Pusdalops PB BPBD DIY, TRC BPBD DIY
(ekf)
0 Komentar